Baru kali ini saya merasa sangat malu di hadapan pengajar (baca : tutor).
Well, hari ini adalah hari pertama saya masuk bimbingan belajar dekat rumah. Dan kami belajar matematika. Saya nggak begitu memperhatikan karena saya lagi 'songong'. Menganggap pelajaran statistika adalah pelajaran yang cukup mudah.
Saya pun menatap papan tulis dengan mata agak menyipit. Ketika orang melihat saya, mungkin mereka akan berhipotesis kalau saya tengah kebingungan. Tapi sungguh, mata menyipit itu saya lakukan karena saya mengidap rabun jauh.
Dan tutor matematika itu menganggap sayalah yang paling nggak mengerti dalam pelajarannya. Dia beberapa kali menegur saya karena nggak pernah menjawab pertanyaannya yang so-simpel-itu, dan segalanya amat didukung oleh raut wajah menyipit saya. Oke deh, saya udah dianggap bodoh.
Nah, sampai suatu saat saya bertanya mengenai suatu hal. Memang sayanya aja yang linglung berat. Saya malah mengutarakan pertanyaan saya itu ke... penjelasan lain?. Oke, saya saat itu ditertawakan. Dan tutor itu menganggap saya lebih bodoh dari apa pun yang ia kira.
Saya merasa cupu abis.
Selepas itu, saya mengutarakan pertanyaan kedua. Pertanyaan kedua saya utarakan dengan agak berbelit-belit namun mengenai inti. Sang tutor yang selalu memandang saya dengan sebelah matanya itu, jelas-jelas menuliskan rumus di papan tulis. Dan saya bertanya apa hanya data interval yang menggunakan 'x'?. Esssh, dia malah tertawa dan menuding saya dengan perkataannya, "Sepertinya masih ada yang belum mengerti ya!" dan dia mulai menjelaskan sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan apa yang saya tanyakan.
Cupu berat.
Wong dia yang nulis diatas kayak gitu. Data tunggal tidak menggunakan 'x'. Tapi pada saat saya tanya, dia menuding saya. Mungkin menertawakan saya dalam hatinya.
Oke, saya punya cutter di tempat pensil saya. Tapi sayangnya, disini terlalu banyak saksi.
Pertama Saya Linglung, Kedua Anda Lemot
Dibuat oleh
Whieldy_mirza
on Senin, 11 Juli 2011
Label:
curcol,
curhatan,
Hanya sebuah coretan
0 Respon pembaca:
Posting Komentar