Ketika itu saya pulang ke rumah. Saya mengendarai mobil yang saya lupa siapa supirnya. Di perjalanan pulang, saya melihat langit senada dengan kepulan asap rokok. Hampir gelap seluruhnya.
Tiba-tiba, semua orang menangis. Siapapun itu. Saya bertanya-tanya kenapa. Tapi nggak ada yang mau menjawab pertanyaan saya.
Seketika itu, saya tersadar kalau dunia akan kiamat.
Hal yang paling pertama saya pikirkan adalah ibu saya. Ibu saya sedang hamil besar. Dan saya mesti menolong ibu saya apapun yang terjadi. Saya tidak peduli kalau saya akan mati mengenaskan. Asal ibu saya bisa selamat. Atau setidaknya, meninggal tanpa merasakan sakit yang luar biasa.
Saya mulai merasakan dingin di ujung jari saya. Kemudian menyusun rencana panjang seraya terus menatap langit. Saya berniat membawa ibu saya ke atap rumah atau ke lapangan yang terhindar dari resiko rumah runtuh ataupun pohon tumbang. Nah, ternyata, ketika saya telah sampai di muka rumah saya...
...saya diberi tahu kalau kepulan asap itu berasal dari tabung PLN yang memang cuman berjarak kurang dari 1 KM dari rumah saya.
Waddehek?
Mimpi yang Baik Bagian ke-2
Dibuat oleh
Whieldy_mirza
on Rabu, 27 Juli 2011
Label:
Hanya sebuah coretan,
mimpi
1 Respon pembaca:
ahahaha endingnya geje minta di tabok
Posting Komentar