[curcol (again!?)] Masa-masa SMA

Oke, kalau seandainya saya mendapati anak kuliahan yang tengah termenung memikirkan masa-masa SMA-nya yang (katanya) indah. Maka dalam hati saya, saya akan mengumpat sejadi-jadinya, "Silakan kau ambil MASA-MASA SMA sialanmu itu! Aku rela, kok!"

Seringkali, saya agak-agak sinis dengan orang-orang yang mengejar-ngejar nilai, seolah-olah nilai merupakan tambang emas yang amat berharga --bagaimanapun resikonya, asal nilai mereka bagus, maka mereka akan melakukan segala macam usaha, apapun itu. Jujur, saya benci menjadi individu yang seperti itu. Munafik. Nggak murni dan segala macam kandidat saya nobatkan kepada mereka. Meskipun, sebenarnya, saya juga salah satu dari orang-orang nggak murni itu.

Munafik banget, kan?

Ya, saya tahu, saya juga seorang munafik. Dan saya juga membenci diri saya sendiri.

Saya memang ingin keluar dari kebelengguan dunia hitam putih ini, namun, saya tak bisa karena keterpaksaan ini merupakan takdir saya. Saya harus menerima, menerima meski tak ingin untuk menerima. Menerima meski saya ingin muntah dengan apa yang saya lakukan.

Saya jujur saja, benci sekolah. Menurut saya, sekolah nggak begitu berguna. Saya setiap hari menghadiri tiap-tiap kelas. Dan, apa yang saya peroleh? Saya tidak menyimak, saya tidur dalam diam, saya mencari keasikan saya tersendiri. Dan toh, pada saat ulangan, saya kembali dalam diri saya yang mengejar-ngejar nilai.

Kumpulan orang-orang munafik.

Saya lelah dengan tugas. Saya lelah mendengar decitan spidol. Saya lelah dengan buku-buku paket yang berat, yang kelihatannya lebih berguna untuk menghantam kepala kosong saya.

Saya frustasi, depresi, tertekan dan segala hal yang ingin saya ungkapkan.

Sekali lagi, ambil SAJA masa-masa SMA SIALANMU itu!, saya sama sekali tidak menikmatinya.

2 Respon pembaca:

mr. invisibleman mengatakan...

kita senasib ya
tapi saya juga tdak sungguh" untuk mengejar nilai maka.y nilai"ku waktu sma hancur

Anonim mengatakan...

mengejar nilai demi masa SMA dan setelah kita melewatinya tidak ada apapun yang didapatkan....

tapi demi bertahan hidup di kelas "berdarah" ini... munafik memang...

Posting Komentar