Ngomong tanpa Berpikir dan Linglung

Saya ini sepertinya merupakan salah satu orang yang linglung diantara semua orang linglung di seluruh dunia. Kalau dihitung-hitung kiranya, saya adalah orang linglung level 3 dari 4 level. Nah, saya menjuluki diri saya dengan sebutan linglung akibat beberapa hal, yang pastinya, itu adalah sebuah kenyataan...

-tragis...

Dimulai saat saya sedang menjaga warnet papa saya. Entah dari client berapa, seroang pria muda mendekati operator tempat saya tengah duduk bersantai sembari bermain games online.

Dia : Headset, dong.

Saya kemudian menyalakan kipas angin. Angin berhembus...

----khafilah berlalu.

Dia : HEADSET!

Saya : OH!


Tidak sampai di situ kelinglungan saya. Beberapa hari kemudian, seorang pelanggan entah dari client berapa lagi, berteriak dari kabinnya.


Dia : pesan pop mie, Mbak!

Saya memberikan anggukan kecil. Pertanda saya telah mengerti apa maksudnya. Sedetik -ah... beberapa detik kemudian, saya menemui ibu saya.

Saya : Ma, ada yang pesan kopi.

Client yang mendengar itu langung berteriak ke saya.

Dia : POP MIE, MBAK!

Hening.


Lagi-lagi tak sampai disitu kelinglungan saya.

Beberapa hari setelahnya, saya mengendarai motor ke tempat bimbingan belajar tempat saya bergelung. Sepulang dari sana, saya berjalan dengan 'sok' ke parkiran, memamerkan diri saya yang akhirnya bisa naik motor.

Saya memasukkan kunci motor ke tempat seharusnya ia berada. Saya kemudian duduk di atasnya. Dengan gagah (ngomong-ngomong saya cewek lho), saya memakai helm dan telah siap lahir batin untuk berkendara.

Saya menyalakan stater dengan raut wajah sok.

Bim salabim abrakadabra. Bawang putih oh bawang merah. Gunung meletus. Tsunami melanda. Manusia bertelur dan tikus beranak.

Mesin motornya nggak nyala-nyala.

Saya : Ah... tenang saja...

Saya dengan santai mengecek standart (entah ini tulisannya benar atau tidak) motor. Oh ya ampun! standartnya ternyata sudah dinaikin. Terus apa masalahnya?

Malu-maluin...malu-maluin... Saya gimana pulangnya, dong?

Beberapa menit saya galau, akhirnya saya nemu masalahnya. Saya ternyata lupa memutar kunci dari off ke on.

Kacau berat.


Terlepas dari kejadian stater-nggak-nyala-gara-gara-belum-mutar-kunci-itu, tadi pagi, saya di suruh beli sayur tumbuk sama mama di warung makanan jadi. Saya pun ke sana setelah mencuci muka dengan bersih dan sikat gigi.

Saya : Beli kangkungnya.

Hening sejenak.

Mbak-mbak yang jualan : Kangkung... mentah?

Saya berpikir kalau mbak-mbaknya lagi curcol. Jelas-jelas sayur yang saya maksud ada di lemari tembus pandang itu, tapi kok dia malah nanya mentah atau tidaknya. Mungkin mbaknya habis bangun tidur kali ya.

Oh ya ampun! Ternyata saya yang salah ngomong!

Saya : EH! Bukan! MAAF, itu! eh itu, saya mau beli sayur tumbuk! Ya ampunnn!!!

Mbak-mbak yang jualan tertawa terbahak-bahak. Saya mengakui, ternyata saya itu linglung ya... -___-

0 Respon pembaca:

Posting Komentar